JAKARTA (Arrahmah.id) – Sejumlah akun media sosial yang terkait dengan Masjid Jogokariyan, Kota Yogyakarta, mulai pulih setelah sebelumnya sempat diblokir oleh pihak platform.
Namun hingga kini, kanal YouTube resmi masjid tersebut masih belum dapat diakses.
Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan, Ustaz M. Jazir, menjelaskan bahwa akun-akun Instagram yang sempat dibekukan telah kembali aktif secara bertahap.
Pemulihan ini terjadi setelah pihaknya memberikan klarifikasi kepada perusahaan induk media sosial tersebut, META, terkait penggunaan nama “Hamas” sebagai akronim dari Himpunan Anak-anak Masjid Jogokariyan.
“Kalau Instagramnya sudah diaktifkan, bertahap ya. Kalau YouTubenya kita masih mengajukan banding,” ujar Jazir saat dikonfirmasi pada Kamis (26/6/2025).
Sebelumnya, kanal YouTube Masjid Jogokariyan lebih dulu diblokir pada Jumat (20/5) lalu.
Pemblokiran tersebut diduga karena sistem platform menilai nama “Hamas” berpotensi berafiliasi dengan kelompok yang dikategorikan ekstremis.
Dugaan ini diperkuat setelah akun pengajian anak-anak yang bernama Hamas diblokir lebih dulu, disusul oleh akun remaja masjid, akun masjid induk, serta akun kegiatan Ramadan.
“Itu dimulai dari akunnya pengajian anak-anak itu kan namanya Hamas, Himpunan Anak-anak Masjid Jogokariyan, mungkin gara-gara namanya itu,” jelas Jazir.
“Makanya pertama dibekukan itu akunnya anak-anak, terus merembet ke akunnya remaja masjid, akunnya masjid. Jadi nampaknya dikira ‘Hamas’ ini berafiliasi dengan Hamas Palestina mungkin,” sambungnya.
Untuk memulihkan kanal YouTube yang hingga kini masih diblokir, pihak Masjid Jogokariyan telah meminta bantuan dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) serta Komisi I DPR RI.
Jazir menyebut, Dirjen di Kominfo telah menyatakan kesiapan membantu menyampaikan permohonan resmi ke platform terkait.
“Kita lagi diminta membuat surat permohonan melalui Dirjen, dibantu Komisi I DPR RI. Jadi dari Kementerian mengajukan ke platform sana,” jelasnya.
Meskipun mengalami kendala pada beberapa kanal media sosial, Jazir menegaskan Masjid Jogokariyan tidak akan berhenti menyuarakan solidaritas untuk Palestina.
Namun, ia menyebut bahwa ke depan akan ada penyesuaian strategi komunikasi agar tidak kembali terkena penalti dari pihak platform.
“Saya kira kita juga akan tetap ya, artinya memang solidaritas kita untuk Palestina itu kan amanat konstitusi. Cuma memang nanti tekniknya bagaimana supaya tidak kena penalti oleh pihak platform, batas aturannya seperti apa,” kata Jazir.
Sebagai bagian dari strategi tersebut, pihaknya mempertimbangkan untuk menuliskan nama lengkap “Himpunan Anak-anak Masjid” secara eksplisit alih-alih singkatan “Hamas”, guna menghindari kesalahpahaman di masa mendatang.
(ameera/arrahmah.id)