TEHERAN (Arrahmah.id) — Serangan ‘Israel’ terhadap stasiun televisi negara Iran tertangkap langsung dalam siaran TV. Kementerian luar negeri Iran menyebut serangan, yang terjadi saat presenter sedang berbicara, sebagai kejahatan perang dan menyerukan PBB untuk mengambil tindakan
“Serangan terhadap kantor IRIB selama siaran langsung adalah “tindakan jahat” dan “kejahatan perang”, kata juru bicara kementerian luar negeri,seperti dikutip dari The Guardian (16/6/2025). “PBB [Dewan Keamanan] harus bertindak sekarang untuk menghentikan agresor genosida melakukan kekejaman lebih lanjut terhadap rakyat kita.”
Serangan Israel menghantam gedung saat seorang presenter berbicara langsung, mengatakan bahwa studio dipenuhi debu setelah “suara agresi terhadap tanah air”.
Tiba-tiba, suara ledakan terdengar, dan presenter bergegas keluar kamera saat debu dan puing-puing muncul di studio.
Terdengar teriakan “Allahu Akbar” (“Tuhan Maha Besar”) di luar layar dan siaran tiba-tiba beralih ke program rekaman. Liputan langsung dilanjutkan tak lama setelah itu.
Korps Garda Revolusi Iran mengutuk serangan itu, menyebutnya “tidak manusiawi, kriminal, dan tindakan teroris”.
Setelah berpuluh-puluh tahun bermusuhan dan perang bayangan yang berkepanjangan, pada hari Jumat ‘Israel’ melancarkan serangan mendadak, dengan mengatakan bahwa serangan itu menargetkan fasilitas nuklir dan militer Iran. Sejauh ini, serangan itu telah menewaskan sedikitnya 224 orang di Iran, termasuk komandan militer tinggi, ilmuwan nuklir, dan warga sipil.
Iran telah membalas dengan rentetan serangan pesawat nirawak dan rudal yang telah menewaskan sedikitnya 24 orang di ‘Israel’, menurut angka terbaru dari kantor perdana menteri.
Iran tidak mengakui ‘Israel’ dan telah lama menuduhnya melakukan operasi sabotase terhadap fasilitas nuklirnya dan membunuh para ilmuwannya. (hanoum/arrahmah.id)