GAZA (Arrahmah.id) — Gelombang kritik terhadap kinerja militer pendudukan “Israel” di Gaza terus bergulir. Salah satu suara terbaru datang dari laporan The Times (Inggris) yang mewawancarai sejumlah tentara cadangan “Israel” yang menolak kembali bertugas karena menganggap perang di Gaza sebagai perang yang tak berujung.
Di antara yang diwawancarai, seorang tentara mengaku telah bertugas selama 270 hari. Namun, ia menolak panggilan tugas berikutnya dan dijatuhi hukuman penjara selama 25 hari. Ia menjelaskan sikapnya dengan menyatakan bahwa ia terkejut dengan perang yang berlanjut tanpa tujuan yang jelas, di tengah pengabaian terhadap nasib para sandera dan banyaknya korban sipil tak bersalah.
“Mereka ingin menghancurkan Hamas, tapi Hamas masih ada. Mereka bilang berusaha mencegah bencana kemanusiaan di Gaza, tapi yang kami lihat bukan itu,” ujarnya.
Dalam laporan yang sama, The Times juga mengutip pernyataan seorang pekerja sosial dari pasukan cadangan “Israel” yang mengatakan bahwa apa yang dilihatnya di Rafah hanyalah “tembakan, pembunuhan, dan pengusiran.” Ia menambahkan, “militer tidak lagi melihat warga Gaza sebagai manusia.”
Surat kabar tersebut menambahkan bahwa pasukan cadangan mulai runtuh secara psikologis, dan tingkat partisipasi dalam dinas militer telah turun hingga setengah dari sebelumnya.
(Samirmusa/arrahmah.id)